Lomba bercerita Fabel kelas 1 berjudul Kucing Hitam
MikoWang And Daughters MikoWang And Daughters
17 subscribers
5 views
0

 Published On Oct 18, 2024

Di sebuah desa kecil, hiduplah seekor kucing hitam dengan anaknya yang berwarna kuning. Si anak merasa malu dan kesal karena memiliki induk yang dianggapnya jelek dan hitam, berbeda dengan dirinya yang cerah dan cantik. Ia mulai berpikir, alangkah baiknya jika ia bisa mengganti ibunya dengan sesuatu yang lebih hebat dan indah.

Suatu hari, kucing kuning itu keluar dari kandangnya dan melihat matahari yang bersinar terang di langit. "Betapa cantiknya matahari," pikirnya. "Mungkin ia bisa menjadi ibuku." Ia pun mendekati matahari dan bertanya, "Wahai Matahari, maukah kau menjadi ibuku?"

Matahari tersenyum dan menjawab, "Jangan. Jika awan datang, cahayaku akan tertutup dan aku tak bisa bersinar lagi." Kucing kuning merasa kecewa, lalu beralih pada awan yang melintas di langit. "Wahai Awan, maukah kau menjadi ibuku?" tanyanya penuh harap.

Awan menjawab dengan lembut, "Jangan. Jika angin datang, aku akan terbawa dan tercerai-berai, hingga aku tak bisa melindungimu." Kucing kuning pun merasa bingung, lalu menatap angin yang bertiup sepoi-sepoi. "Wahai Angin, maukah kau menjadi ibuku?"

Angin berbisik, "Jangan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa jika ada gunung yang menghalangi jalanku." Semakin bingung, kucing kuning memandang gunung yang kokoh di kejauhan dan bertanya, "Wahai Gunung, maukah kau menjadi ibuku?"

Gunung dengan tenang menjawab, "Jangan. Meski aku kokoh, tikus bisa melubangiku hingga aku runtuh." Kucing kuning semakin bingung. Ia pun mencari tikus dan bertanya, "Wahai Tikus, maukah kau menjadi ibuku?"

Tikus menggigil ketakutan dan berkata, "Jangan. Kucing hitam, ibumu, bisa memangsaku kapan saja."

Kucing kuning pun terdiam. Ia menyadari bahwa meskipun ibunya berwarna hitam dan tidak seindah yang ia harapkan, tidak ada yang bisa menandingi kekuatan dan kasih sayang ibunya. Ia pulang dengan hati yang penuh penyesalan, mendekat kepada ibunya, dan sejak saat itu ia tak pernah lagi meragukan bahwa ibunya adalah yang terbaik untuknya.

show more

Share/Embed